Pages

Friday, December 20, 2013

Information Literacy: Evaluasi Sumber Informasi dari Aplikasi Web 2.0


Information literacy merupakan istilah yang padanan katanya dalam Bahasa Indonesia belum disepakati. Ada yang memadankan dengan kemelekan informasi, keberinformasian, melek informasi atau literasi informasi. Pada umumnya istilah yang terakhirlah yang digunakan karena mendekati istilah aslinya sekalipun kata literasi jarang sekali digunakan atau mungkin tidak pernah. Dalam tulisan ini, istilah information literacy digunakan untuk menjaga arti dan menghindari perbedaan karena belum sepakat tadi.

Secara singkat, information literacy adalah kemampuan menemukan dan memanfaatkan informasi secara efektif, efisien dan etis.  Terasa sederhana penjelasannya, tapi sering kali pada kenyataannya tidak sederhana. Waktu ada kebutuhan informasi, informasi yang dibutuhkan tidak selalu dapat tersedia atau didapatkan dengan mudah. Pada saat didapatkan maka penggunaannya pun perlu diperhatikan. Etika menjadi salah satu syarat yang melekat ketika informasi digunakan. Salah menggunakan informasi bisa berakibat buruk pada banyak tingkatan. Sebagai contoh, dalam dunia akademik, pada umumnya sumber informasi digunakan untuk menghasilkan produk informasi lain. Karya ilmiah didasarkan pada teori-teori dari berbagai sumber. Teori-teori itu digunakan dan jadi dasar dalam karya ilmiah. Wajib bagi penyusun karya ilmiah tersebut untuk mengakui dan menyebutkan dengan cara yang benar sumber dan penulis teori-teori tersebut. Di sini letak sifat etis. Bagi yang tidak melakukan, maka dianggap plagiat, dan hal itu memiliki risiko. Demikian secara sederhana tentang information literacy.

Di era informasi, informasi datang bertubi-tubi melalui berbagai media. Informasi begitu banyak dan kebutuhan informasi makin mudah untuk dipenuhi. Kebanyakan informasi disajikan dalam bentuk digital melalui gadget dan komputer. Internet berjasa besar dalam ini. Sumber-sumber informasi saat ini yang terbesar adalah berasal dari Internet. Setiap orang yang memiliki akses ke Internet, informasi, dan kemampuan untuk mendistribusikan informasi tersebut di Internet menjadi sumber informasi bagi orang lain. Situasi tersebut didukung dengan hadirnya aplikasi Web 2.0 yang memberikan kesempatan terbuka bagi semua orang yang dapat mengakses Internet berpartisipasi untuk berbagi informasi. Aplikasi Blog bertebaran dan makin banyak orang memanfaatkannya untuk berbagi informasi tentang apapun di Internet. Aplikasi social network menjadi aplikasi favorit untuk berkomunikasi, berkolaborasi dan menyebarkan informasi. Cepatnya produk informasi yang dihasilkan berdasarkan banyaknya sumber informasi sayangnya belum dibarengi dengan mutu dari produk informasi dan sikap etis dalam memanfaatkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

Salah satu kemampuan dalam information literacy adalah kemampuan untuk mengevaluasi sumber informasi. Dari banyaknya sumber informasi yang tersedia, evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa sumber informasi tersebut dapat dipercaya, informasinya sesuai dengan yang diperlukan dan informasinya dapat dipertanggung jawabkan.  Misalkan informasi yang didapatkan dari web sebuah universitas ternama menjadi suatu informasi yang diperhitungkan dan mudah untuk dipastikan apakah penulisnya kompeten dalam hal yang ditulisnya dan apa yang ditulisnya dapat dipertanggung jawabkan atau tidak. Sementara, informasi yang didapatkan dari sebuah blog pribadi perlu memperhatikan hal-hal lain seperti mencari siapa penulisnya, sumber yang digunakan dan kompetensi tulisannya. Di dalam blog pribadi, pemilik blog dapat membagikan informasi apa saja. Kegiatan evaluasi inilah yang tidak otomatis dilakukan oleh pengguna informasi. Hal yang sama juga berlaku di aplikasi wiki yang banyak digunakan, Wikipedia. Aplikasi yang memungkinkan setiap orang yang mampu menggunakannya berbagi informasi menjadikan ensiklopedia online ini menghadirkan informasi apapun. Layanan ini berguna ketika membutuhkan informasi atau penjelasan awal tentang sesuatu. Seperti halnya ensiklopedia tercetak yang menjelaskan berbagai hal dalam tataran umum. Namun demikian karena pemberi informasi adalah banyak orang, maka siapa pemberi informasi menjadi penting. Hal ini tidak bisa disamakan ketika menggunakan ensiklopedia Britannica yang jelas penerbit dan penulisannya melalui proses evaluasi sebelum naik cetak dan distribusi. Sebagai contoh pentingnya evaluasi terhadap sumber informasi adalah suatu entri tentang bagian tubuh manusia ternyata ditulis oleh seorang lulusan statistik yang prestasinya dalam hal game. Jika mahasiswa prodi kedokteran menggunakan informasi tersebut sebagai acuan dalam proses studinya, maka pengetahuannya tidak akan sebanding mutunya jika memanfaatkan informasi dari buku anatomi dari Gray.

Aplikasi blog, wiki dan social network memberikan kontribusi informasi yang begitu banyak. Namun demikian menjadi keharusan bagi pengguna informasi untuk melakukan evaluasi yang tersaji oleh aplikasi-aplikasi tersebut. Menyadari bahwa tidak semua pengguna informasi aplikasi web 2.0 itu mengetahui faktor pengevaluasi, perpustakaan University of Albany di New York memberikan tips yang berguna melalui halaman situs di http://library.albany.edu/usered/eval/evalweb/blogswikis.html untuk evaluasi blog dan wiki. Sementara untuk evaluasi aplikasi social network di http://library.albany.edu/usered/eval/evalweb/socialnetworking.html.
Dari tulisan Laura Cohen dan Trudi E Jacobson, pustakawan di perpustakaan University of Albany, dapat dirangkum cara evaluasi ketiga aplikasi web 2.0 tersebut. Evaluasi aplikasi blog dilakukan dengan memperhatikan faktor keahlian atau kompetensi pemilik dan penulis blog. Keahlian atau kompetensi penulis blog perlu dipastikan sesuai dengan tulisannya. Komentar-komentar dari pembaca blog berkaitan dengan isi tulisan. Selain itu, tulisan di blog tersebut secara reguler terbit dan blog ditaut oleh blog lain. Sementara pada wiki, selain penulis/pengubah/penambah isi perlu jelas identitas dan kompetensinya, sponsor dari wiki tersebut juga perlu diperiksa di bagian ABOUT.  Pada sisi materi, perhatikan perubahan yang terjadi pada HISTORY dan nalar perubahan tersebut. Disamping itu, sumber lain yang digunakan dapat dijadikan bahan perbandingan dan ada petunjuk yang jelas untuk para kontributor.
Cohen dan Jacobson menekankan kejelasan dan keselarasan penulis dan tulisannya social network, sama halnya pada blog dan wiki. Verifikasi penulis/pemilik informasi perlu dilakukan untuk memastikan kebenaran dari identitas yang disajikan. Komunitas yang dibangun di social network milik perusahaan/organisasi yang identitasnya jelas dan juga dipilih oleh rekan-rekan yang dikenal pengguna.
  
Melakukan evaluasi terhadap sumber informasi merupakan tanggung jawab pembuat produk informasi untuk menyajikan informasi yang dapat dipercaya karena didasari pada sumber informasi yang ditulis oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya. Ini juga akan mendorong para kontributor informasi di web 2.0 untuk secara sadar dan bertanggung jawab memberi identitas yang jelas dan benar tentang dirinya serta mencantumkan dengan benar sumber informasi yang digunakan untuk menghasilkan produk informasinya.
  
Sumber informasi :
Cohen,Laura dan Jacobson, Trudi E.(March 2009).Evaluation Web Content. University Library of University of Albany. Online di http://library.albany.edu/usered/eval/evalweb/ . Akses tgl 14 April 2011.

Umi Proboyekti, S.Kom, MLIS
Alumni Teknik Informatika UKDW
Dosen Sistem Informasi UKDW
ditulis untuk Bunga Rampai HUT Teknik Informatika ke 25,  Mei 2011

No comments: