Pages

Tuesday, November 20, 2012

Urusan Tulis Menulis

Dari pengalaman mengajar mata kuliah penulisan karya ilmiah, pada umumnya mahasiswa bergumul dalam hal menulis. Dalam berlatih menulis, mereka menemui kesulitan dalam menyusun kalimat sekalipun mereka menuliskan apa yang mereka sukai, misalnya hobby. Keterbatasan kosa kata Bahasa Indonesia dan kurangnya kreatifitas dalam mengunakan beragam sinonim adalah masalah umum. Alur cerita yang kadang tak terstruktur mencerminkan cara berpikir mereka. Gaya tulisan testimoni yang melibatkan kata ganti orang masih menjadi salah satu kecenderungan gaya tulisan. Masalah lain adalah menggunakan informasi milik orang lain dengan benar dan menentukan informasi yang relevan dan sah dari berbagai sumber. Jadi, pergumulan mahasiswa dalam membuat tulisan bukan hal sepele untuk dilalui begitu saja. Sementara itu, yang namanya tugas paper atau tugas membuat tulisan ilmiah/akademis adalah tugas yang umum diberikan oleh para dosen. Dari tulisan sepanjang 2 halaman sampai laporan projek yang berlembar-lembar sudah jadi tugas yang umum mereka kerjakan. Kalau kemampuan mereka menulis buruk, memprihatinkan dan tentu saja membingungkan untuk dibaca, maka bagaimana mereka akan menjadi penyedia konten untuk mengembangkan komunitas di masa depan?


Keaktifan generasi muda dalam berinteraksi dan memanfaatkan jejaring sosial ternyata tidak melatih mereka untuk menulis. Bahasa yang mereka gunakan tidak mesti bahasa baku, kebanyakan jauh dari baku. Mereka punya bahasa dan istilah sendiri, seperti bahasa alay dan bahasa jadi-jadian yang mereka serap dan pahami dari kehidupan bersosial di dunia maya atau dari pada public figure pencipta istilah.  Selain itu apa yang mereka tulis di sosial media beragam : masalah hati, apa yang ada di pikiran, lirik lagu, ungkapan asal atau tidak jarang malah makian.

Menulis ternyata memang tidak mudah. Selain mengungkapkan ide dalam tulisan, pilihan kata sering kali menjadi tantangan tersendiri,belum lagi ketika dengan sadar tulisan akan dipublikasikan mendunia sehingga dapat diakses siapapun. Alur berpikir menentukan bagaimana mana alur tulisan. Ketika alurnya loncat-loncat maka tulisan menjadi tak runtut, sehingga yang membaca menjadi mengkerutkan dahi.

Masing-masing orang dengan pengalamannya dalam menulis pasti punya beberapa tips bagaimana menulis, tapi yang jelas, bagaimana membuat orang tertarik untuk menulis?
Nah ini pertanyaan saya. Ada yang mau jawab?


No comments: