Pages

Wednesday, November 30, 2011

Program Literasi Informasi: Bagaimana memulainya??

Hampir rasanya bosan bicara tentang literasi informasi di blog ini, tapi ternyata rasa bosan yang mulai muncul itu tidak sebanding dengan geliat program literasi informasi di sekitar kampus-kampus di Indonesia. Sepertinya literasi informasi hanya sering dibicarakan dari pada dilakukan. Yang sudah melakukan berjuang untuk mempertahankan, sementara yang mendengar malah banyak yang belum berani memulai.

Memulai program literasi informasi dapat dilakukan secara sederhana, dengan menemukan kebutuhan akan kemampuan ini di komunitas yang dilayani oleh perpustakaan. Kalau perpustakaan akademik maka komunitasnya adalah mahasiswa, perpustakaan sekolah melayani siswa, perpustakaan khusus melayani mereka yang ada di organisasi induk perpustakaan, dan perpustakaan umum melayani masyarakat. Tiap komunitas memiliki kebutuhannya sendiri, dan umumnya kebutuhan itu berkaitan dengan kegiatan mereka. Misalnya mahasiswa kegiatannya adalah mengerjakan tugas berupa karya tulis, produk yang berkaitan dengan ilmunya dan melakukan presentasi untuk produk atau karya tulisnya. 


Membuat program apapun bagi komunitas yang kita layani harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan menjawab permasalahan yang mereka hadapi. Jadi mulailah dengan melakukan observasi. Observasi dapat dilakukan dengan sederhana yaitu dengan berbincang,  atau mengamati mereka ketika mereka melakukan kegiatan dan menemukan kesulitan.

Sebagai contoh saja, saya mengamati mahasiswa-mahasiswa yang menggunakan mesin pencari sebagian besar mengetahui guna operator BOOLEAN seperti AND dan OR pada mesin pencari. Operator itu membantu mereka untuk menemukan informasi di Internet melalui mesin pencari. Sayangnya, ketika mesin pencari menyajikan sejumlah besar temuan informasi, mereka tidak cukup kritis untuk mempertanyakan pada diri sendiri apakah informasi yang mereka temukan dan pilih itu adalah informasi yang sah, benar dan tepat. Fakta bahwa siapapun dapat mempublikasikan apapun di Internet tidak membuat mereka berpikir bahwa banyak kemungkinan informasi yang ada tidak valid atau benar. Pada umumnya merea sudah cukup puas bahwa mereka menemukan informasi, apalagi informasi itu berbahasa Inggris dan pengarangnya berasal dari luar negri.  Apakah kalau pengarangnya dari luar negri pasti bagus? Tentu tidak kan? Tapi nyatanya mereka tidak cukup kritis untuk mempertanyakan dan periksa ulang keabsahan dari sumber informasi tersebut. Dari contoh ini, jelas bahwa ada kebutuhan kemampuan mengevaluasi sumber informasi dari Internet. 

Berdasarkan temuan dari observasi tersebut, maka kemampuan yang penting untuk dimiliki adalah mengevaluasi sumber informasi di Internet. Satu materi ini dapat diajukan menjadi program literasi informasi. Siapkan sumber daya manusia yang mampu untuk mengampu materi ini, buatlah materinya dan rancanglah bentuk program penyampaian materi ini. Target peserta untuk program juga perlu ditetapkan sehingga materi dapat diberikan tepat kepada mereka yang memerlukan.