Setelah sejak bulan Juli 2007, pertama kalinya berbicara tentang Information Literacy atau Literasi Informasi melalui suatu pelatihan literasi informasi untuk para pustakawan, baru bulan Agustus 2008, 1 tahun 1 bulan, program literasi informasi perpustakaan Duta Wacana diluncurkan. Program ini pada awalnya direncanakan untuk dilakukan di lab INLIT (Information Literacy) perpustakaan yang berisi 16 komputer. Namun, Pembantu Rektor I berpendapat bahwa program ini harusnya diberikan kepada para mahasiswa baru di semua program studi, karena penting.
Lalu, karena program ini non SKS, maka ditempelkan pada matakuliah BAHASA INDONESIA. Sehingga, 3 pertemuan pertama matakuliah BAHASA INDONESIA semester ini diisi dengan LITERASI INFORMASI.
Rencana, situasi, dan persiapan
Kelas BAHASA INDONESIA berjumlah 9 kelas untuk 6 program studi yang menyelenggarakan. Dari 9 tersebut yang terkontak pengajarnya untuk kerja sama hanya 6 kelas = 5 kelas murni BAHASA INDONESIA, 1 kelas adalah kolaborasi BAHASA INDONESIA dan PENULISAN KARYA ILMIAH. Jadi saya mengajar 5 kelas literasi informasi, disamping 4 kelas matakuliah lain dari program studi di tempat saya mengajar.
Berbekal semangat dan pengetahuan dan ide-ide yang dimasukkan ke benak saya di I-WIL, Bogor dan UNESCO TTT-for IL, MY, materi IL (Information Literacy) disiapkan dalam waktu yang amat singkat. Yang jelas apa yang dipelajari di TTT tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat. Kali ini main tabrak saja, yang penting jalan dulu. Model yang diadaptasi adalah BIG 6. Materi yang disiapkan adalah :
- Pemahaman Masalah: pemahaman masalah dengan brainstorming, freewriting, clustering dan 5W1H. [yang jelas tidak pakai LULALULALI]
- Strategi Pencarian Informasi : mengenal jenis sumber informasi, menentukan kebutuhan bentuk, isi dan format produk informasi
- Lokasi dan Akses Informasi:pencarian informasi dengan menggunakan search engine Google dan penelusuran artikel online di EBSCO dan PROQUEST
- Pemanfaatan Informasi: evaluasi sumber informasi dari Internet dan database online
- Sintesa: sitiran, mengutip, membuat paragraf
- Evaluasi : presentasi produk dan memberi evaluasi pada program literasi informasi
Hitung-hitung, ternyata waktu 3 x 50 menit untuk setiap pertemuan tidak lah cukup untuk sajikan semua modul dalam 3 kali pertemuan. Menyadari ini, tersusunlah rencana :
- Pertemuan satu : langkah 1 dan 2
- Pertemuan dua : langkah 3 dan 4
- Pertemuan tiga: langkah 5 dan 6
Praktek pertemuan pertama
Berhadapan dengan mahasiswa baru punya semangat sendiri. Karena itu menjelaskan tentang Literasi Informasi kepada mereka adalah suatu hal yang luar biasa, apalagi 99,9% belum pernah dengar istilah itu. Pada pertemuan pertama, berjalan cukup baik. Mahasiswa menikmati aktifitas brainstorming, freewriting, dan clustering dengan berdasarkan tugas yang diberikan kepada mereka. Untuk mahasiswa Teknik Informatika, mereka mendapat tugas untuk membuat artikel pendek tentang Wiki Software atau Ponsel 3G. Produk mereka ditarget untuk semua mahasiswa berbagai jurusan. Dengan demikian, istilah-istilah yang di dunia TI harus dibatasi. Tujuan dari artikel itu adalah untuk memberi informasi kepada mahasiswa umum tentang dua topik tersebut. Teryata, sebagian besar belum tahu apa itu WIKI SOFTWARE, jadi sedikit penjelasan tentang WIKI SOFTWARE diperlukan untuk perkenalan dan menambah pengetahuan.
Penjelasan jenis-jenis sumber informasi disampaikan singkat saja. Padahal sebenarnya bisa bawa beberapa koleksi perpustakaan untuk mereka melihat sendiri jenis-jenis sumber informasi dan identifikasi mana yang sumber informasi primer, sekunder dan tertier. Sayang, tidak sempat ini disiapkan.
Setelah penjelasan tersebut, mereka diskusi kelompok. Diskusi kelompok mereka cukup efektif ketika mereka menentukan bersama sumber informasi apa yang akan mereka gunakan.
Praktek pertemuan kedua
Pertemuan kedua, lebih tidak nyaman. Karena laboratorium komputer dengan kapasitas 60 sudah tentu digunakan untuk kelas pemrograman yang lebih dulu ditetapkan jadwalnya. Dengan terpaksa 3x50menit dibagi menjadi 2 shift. Setengah kelas berada di kelas bersama dosen Bahasa Indonesia yang memberi mereka pre test, setengahnya lagi bersama saya di lab. komputer. Sempitnya waktu tentu saja tidak akan cukup untuk menyampaikan materi pencarian dengan Google, penelusuran EBSCO dan penelusuran PROQUEST. Jadi, hanya pencarian dengan Google saja yang disajikan. Oya, 15 menit pertama, rekan dari bagian pelayanan intranet kampus memberi penjelasan tentang bagaimana mengakses dan menggunakan webmail yang disediakan oleh kampus. Jadi mahasiswa dibagikan password mereka dan diajari secara singkat [15 menit aja bok] untuk mengakses webmail. Mereka harus perhatikan baik-baik, karena mereka akan mengirimi saya email di akhir kegiatan mereka di lab hari itu.
Saya menjelaskan secara singkat tentang domain, dan belajar mengevaluasi website secara sederhana. Situs www.jogjabelajar.org dan www.jogjabelajar.com bisa jadi contoh kasus. Selanjutnya mereka melihat bagaimana saya mengenali beberapa situs tentang literasi informasi yang saya cari lewat Google. Lalu mereka melakukan sendiri dengan mencari sumber informasi sesuai dengan topik tugas mereka. Satu-persatu saya sempatkan untuk menanyai mereka mengapa mereka memilih suatu website. Beberapa dari mereka belum bisa berargumentasi, tapi beberapa sudah mulai paham maksudnya. Lumayan.
Di akhir kegiatan mereka mengirim email kepada saya dengan alamat email resmi mereka di kampus. Isi email: alat pencarian, kata kunci, alamat website yang mereka temukan dan alasan mengapa website itu yang mereka percaya.
Praktek pertemuan ketiga
Masing-masing kelompok maju presentasikan produk informasi mereka. Masing-masing kelas berbeda. Ada satu kelas yang kemampuan presentasinya rata-rata di bawah standard, sehingga antara membaca di depan kelas dan presentasi tidak ada bedanya. Waduh!!
Tapi untungnya tidak terjadi di lain kelas. Kelas prodi Theologia memiliki ciri yang khusus. Mereka semua siap presentasi dan tampak sangat pede bicara di depan. Maklum sudah dipatok jadi calon pendeta.
Evaluasi
Terus terang belum semua saya baca, tapi secara sepintas dari apa yang saya baca ada hal-hal yang menarik :
- mereka merasa menikmati kelas
- mereka merasa 3 pertemuan tidak cukup
- kegiatan di lab dirasa kurang lama
- kelas yang besar juga dirasa kurang
- nyaman
Jadi gimana?
- modul sudah dibuat, tapi tidak semua habis tersampaikan
- pertemuan di kelas besar memang merepotkan dan membuat kurangnya interaksi dengan mahasiswa
- pertemuan hanya 3 kali ternyata tidak cukup. Jadi berapa kali ya?
- kebanyakan mahasiswa tidak unduh modul yang sudah saya siapkan di web lecturer saya
- ngajar 5 kelas sendirian selama 3 minggu pegel juga.
SEMANGAT!!
3 comments:
M's Umi,
Saya acungkan jempol untuk karya-2 anda. Saya salut terhadap pustakawan wanita yang mempunyai komitment tinggi thd ICT. Dapatkah kita kerjasama untuk membuat Semiloka nasional/Internasional tentang pemanfaat library 2.0 untuk Information searching? As you know, I'm formerly a librarian too, but now I have been a teacher of library science at Diponegoro University. Tepatnya sekarang saya menjadi Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan UNDIP. Saya menyenangi bidang-bidang penelusuran informasi, teknologi informasi, dan kajian pemakai.
Saya thian wisnu mahasiswa ilmu perpustakaan UI, saya ucapkan trimakasih atas tulisan mengenai literasi informasi yang mba tulis, sungguh sangat membantu. Karena jarang sekali artikel literasi dalam bhs indonesia di jaringan. saya kebetulan mendapat tugas untuk membuat informasi di perpustakaan Hukum daniel s lev yang notabenenya tidak mempunyai anggota perpustakaan yang tetap. tidak seperti perpustakaan di kantor yang melayani pegawai kantor yang menaunginya.minta sarannya donk mba model literasi yang tepat buat kami.
Perpusinfo:
terima kasih untuk apresiasinya. Maaf sekali lama memberikan respon karena saya jarang cek apakah ada komentar atau tidak
Thian_Wisnu, semoga bermanfaat dan semoga sudah menemukan jawaban, karna saya tidak sempat membaca hingga saat ini.
Post a Comment